Minggu, 20 Juni 2010

BAB III
PROSES PEMBUATAN GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN KLASIFIKASI KENNEDY KELAS II MODIFIKASI 2 RAHANG ATAS DAN KLASIFIKASI KENNEDY KELAS I RAHANG BAWAH
(STUDI KASUS)

Dalam pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan, terdapat beberapa tahapan yang dilakukan sampai gigi tiruan tersebut dapat diinsersikan ke pasien. Tahapan tersebut secara garis besar dibagi menjadi dua, yang pertama yaitu tahap yang dilakukan diklinik untuk mempersiapkan kondisi mulut pasien yang akan menerima protesa dan yang kedua yaitu tahap di laboratorium teknik gigi berupa proses pembuatan gigi tiruan.
Dalam bab ini, penulis akan menjelaskan tahapan yang dilakukan di laboratorium teknik gigi yang meliputi :
A. Data Pasien
Nama : Bpk. Kasanudin
Umur : 45 Tahun
Alamat : Jln. Buncit Raya Kalibata Pulo Rt.013/005 No.79
Jakarta Selatan
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Pegawai Negri Sipil (PNS)
Dokter yang merawat : Drg. Rytha Siburian, M.Kes
Nama klinik : Poliklinik Jurusan Teknik Gigi
Kasus : Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Klasifikasi Kennedy Kelas
II Modifikasi 2 Rahang Atas dan Klasifikasi Kennedy
Kelas I Rahang Bawah (Studi Kasus).





B. Prosedur Klinik
Catatan medis :
1. Tanggal 22 September 2008, pasien datang keklinik Jurusan Teknik Gigi ingin dibuatkan gigi tiruan sebagian lepasan rahang atas dan rahang bawah karena mengalami kesulitan dalam fungsi pengunyahan.
2. Tanggal 22 September 2008, dilakukan cetak anatomis oleh dokter untuk mendapatkan model studi.

C. Surat Perintah Kerja (SPK)
Diagnosa : - Kehilangan gigi premolar pertama kanan atas, premolar
pertama, dan molar kedua kiri pada rahang atas.
- Kehilangan gigi molar pertama, molar kedua kanan, molar
pertama kiri pada rahang bawah.

Desain Rencana Proses Pembuatan Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Klasifikasi Kennedy Kelas II Modifikasi 2 Rahang Atas dan Klasifikasi Kennedy Kelas I Rahang Bawah.(Studi Kasus)

RAHANG ATAS RAHANG BAWAH


Keterangan :
- Sepidol warna merah plat acrylic
- Sepidol warna biru cengkram
- Gigi yang hilang diarsir sepidol warna hitam

D. Persiapan alat dan bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalm proses pembuatan Gigi Tirua Sebagian Lepasan sebagai berikut:
1. Persiapan alat yang digunakan :
1.1. Lecron
1.2. Pisau malam
1.3. Bowl dan spatula
1.4. Pensil mekanik
1.5. Penggaris
1.6. Lampu spritus
1.7. Glass plate
1.8. Tang potong
1.9. Tang bulat
1.10. Tang pipih
1.11. Tang tiga jari
1.12. Tang borobudur
1.13. Macam-macam mata bur
1.14. Amplas
1.15. Mesin trimer
1.16. Mikro motor
1.17. Mesin poles
1.18. Feltcone
1.19. Sikat hitam
1.20. Sikat putih
1.21. Kuas kecil
1.22. Spuit
1.23. Press meja
1.24. Artikulator
1.25. Behel
1.26. Flask
1.27. Mixing jar
1.28. Panci
1.29. cellophane
2. Persiapan bahan yang digunakan
2.1. Gips
2.2. Dental Stone
2.3. Base plate wax
2.4. Klamer
2.5. Spirtus
2.6. CMS
2.7. Acrylic Resin (powder dan liquid)
2.8. Pumice
2.9. CaCO3

E. Pembuatan Galangan Gigit / Bite Rim
Setelah mendapatkan model kerja, tahap selanjutnya adalah pembuatan galangan gigit. Pada pembuatan galangan gigit tersebut, penulis menggunakan base plate wax sebagai basisnya.
Proses pembuatan galangan gigit tersebut adalah sebagai berikut :
1. Model kerja dirapikan dan dibersihkan dari buble.





Gambar 24 : Desain gigi


2. Bagian tepi model kerja yang berlebih ditrimming sampai batas mukosa bergerak dan tidak bergerak.
3. Daerah undercut diblockout.
4. Model kerja dibasahi agar wax tidak menempel.
5. Batas-batas basis dibuat pada model kerja.
6. Dua lembar base plate wax untuk basis dilunakkan dengan api tapi jangan sampai meleleh.
7. Setelah wax lunak, diaplikasikan pada model kerja sesuai batas yang sudah dibuat dan bagian yang berlebih dipotong.
8. Setelah basis selesai dibuat, dilanjutkan dengan pembuatan galangan gigit.
9. Satu lembar base plate wax dilunakkan dan dibuat gulungan, gulungan tersebut harus menempel secara homogen dan diletakkan pada daerah tidak bergigi ( tinggi galangan gigit kurang lebih sama dengan gigi yang masih ada ).
10. Pada kasus free end, galangan gigit pada bagian posterior cukup sampai pada distal gigi molar pertama rahang atas.
11. Galangan gigit dikembalikan ke dokter gigi dan siap untuk melakukan catatan gigit.

F. Pembuatan Gigi Tiruan
1. Penanaman pada artikulator
 Model kerja rahang atas dan rahang bawah dioklusikan lalu difixir agar oklusinya tidak berubah kemudian dibuat retensi pada permukaan model kerja.
 Midline dibuat pada model kerja.
 Bagian artikulator yang akan tertanam gips diolesi vaselin.
 Model kerja dipasang pada artikulator dimana bidang oklusal dibuat sejajar dengan bidang datar.
 Gips diaduk dengan perbandingan 100 gr gips : 50 ml air lalu dituang ke permukaan model kerja rahang atas, satukan dengan artikulator.
 Apabila gips sudah mengeras, hal yang sama dilakukan pada model kerja rahang bawah.
2. Pembuatan desain gigi tiruan
 Transfer desain pada model kerja.
3. Penyusunan Elemen Gigi
 Rahang atas
• Gigi premolar 1 rahang atas kanan dan kiri disusun sesuai dengan lengkung gigi posterior yang masih ada.
• Gigi molar 2 rahang atas kiri disusun lebih kepalatal, menyesuaikan dengan gigi antagonisnya.
 Rahang bawah
• Untuk penyusunan gigi molar 1 rahang bawah kanan cusp disto lingual berkontak dengan cusp palatal rahang atas.
• Untuk penyusunan gigi molar 2 rahang bawah kanan cusp mesiolingual berkontak dengan cusp distopalatal rahang atas dan cusp distolingual,distobucal menyentuh cusp mesio palatal,mesiobuccal.
• Untuk penyusunan gigi molar 2 rahang bawah kiri marginal ridge rahang bawah berkontak dengan cusp distopalatal.
 Setelah penyusunan elemen gigi selesai, cek terlebih dahulu artikulasinya. Apabila artikulasi sudah baik, langsung diserahkan kepada dokter gigi untuk percobaan protesa malam pada pasien.
 Guratan-guratan pada permukaan pola malam dihilangkan dengan cara digosok dengan kapas yang sudah dibasahi dengan spiritus kemudian dilakukan pemolesan dengan air sabun.
4. Flasking
 Model kerja dilepaskan dari artikulator.
 Permukaan dalam cuvet diolesi dengan vaselin agar mudah ketika proses deflasking.
 Gips diaduk dengan perbandingan 100 gr gips : 50 ml air, tuang ke cuvet bawah sampai setengahnya.
 Model dimasukkan dengan jarak ujung model ke tepi cuvet atas ± 13 mm dengan teknik pulling the casting. Permukaan gips dibuat landai dan sisa gips ditepi cuvet harus dibersihkan.
 Setelah gips mengeras, permukaan gips diolesi dengan vaselin kecuali plat malam, elemen gigi akrilik, dan cengkram.
 Cuvet atas dipasang lalu isi dengan adonan gips sampai penuh sambil diketuk secara perlahan-lahan agar gips dapat masuk ke daerah yang sempit lalu pres dengan pres meja sampai kelebihan gips keluar dan metal to metal kontak
 Setelah gips mengeras maka siap untuk melakukan proses boiling out.
5. Boiling Out
 Air dipanaskan sampai mendidih lalu cuvet yang telah dipasang di behel dimasukkan kedalam panci berisi air mendidih ± 5 menit, kemudian diangkat lalu cuvet dibuka dengan pisau gips kemudian sisa wax disiram dengan air panas sampai bersih tidak ada residu.
 Setelah proses boiling out selesai, kemudian mendapatkan mould space, serpihan gips dibersihkan dan tepi-tepi yang tajam dirapikan.
 Ketika masih hangat, model kerja dan permukaan gips diolesi dengan CMS agar dapat meresap.
6. Packing
 Semua alat dan bahan yang dibutuhkan harus disiapkan.
 Adonan akrilik dibuat dengan menggunakan wet technic yaitu mencampurkan monomer dan polimer ke dalam mixing jar.
 Adonan akrilik ditutup dan didiamkan agar berpolimerisasi dengan baik.
 Setelah adonan mencapai dough stage, dibentuk menjadi gulungan kemudian diaplikasikan ke dalam mould space dengan jari tangan lalu plastik cellophane diletakkan di antara cuvet atas dan cuvet bawah, cuvet atas dan cuvet bawah disatukan kemudian dipres.
 Pres dilakukan secara perlahan-lahan sampai metal to metal kontak agar akrilik dapat mengalir ke semua daerah dan kelebihannya mengalir keluar cuvet.
 Cuvet dibuka lalu kelebihan akrilik yang menempel dibersihkan kemudian plastik cellophane diletakkan kembali dan lakukan pres kedua.
 Cuvet dibuka dan apabila sudah tidak ada kelebihan akrilik, akrilik diolesi dengan liquid kemudian dilakukan pres terakhir tanpa plastik cellophane.
 Proses curing siap untuk dilakukan.
7. Curing
 Air dipanaskan sampai mendidih lalu cuvet yang telah dipasang pada behel dimasukkan selama ± 1 jam 30 menit dari air mendidih.
 Cuvet diangkat dan didiamkan sampai kembali pada suhu kamar.
8. Deflasking
 Cuvet dibuka.
 Protesa dipisahkan dari gips dengan menggunakan gergaji kecil atau pisau gips secara hati-hati agar protesa tidak cacat / patah.
9. Finishing dan polishing
 Protesa dibersihkan dari sisa-sisa gips.
 Bagian yang tajam dirapikan dan dibulatkan dengan menggunakan bur.
 Protesa diamplas dengan menggunakan amplas kasar dan amplas halus.
 Poles yang pertama dilakukan dengan menggunakan feltcon dan pumice.
 Poles yang kedua dilakukan dengan menggunakan sikat hitam dan pumice.
 Apabila permukaan protesa sudah tidak ada guratan-guratan, dilanjutkan dengan melakukan poles terakhir dengan menggunakan sikat putih dan CaCO3
 Protesa dibersihkan dari sisa bahan poles.
 Protesa dikembalikan ke dokter gigi untuk melakukan insersi.

1 komentar:

  1. Play Free Online Casino Games at Karangpintar
    Karangpintar online casino has a great range of slot machines 온카지노 도메인 that you can play anytime, anywhere. Whether you're playing slots online,

    BalasHapus